Penuturan Memilukan Istri dan Anak Dodi Triyono Pasca Perampokan Sadis Pulo Mas

Penuturan Memilukan Istri dan Anak Dodi Triyono Pasca Perampokan Sadis Pulo Mas

Bersama Rakyat-Tentu publik masih ingat dengan peristiwa perampokan sadis di Pulo Mas yang menewaskan 6 orang di kamar mandi berukuran sempit 1,5 x 1m. Peristiwa perampokan tersebut masih meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga almarhum Dodi. Demikian juga yang dialami mantan istri kedua Dodi Triyono. Pada sebuah wawancara yang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2017, Almianda Syafira menuturkan bahwa dirinya memiliki firasat mengenai kejadian yang menimpa Dedi. Fira sapaan Almianda Syafira menuturkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir dirinya sempat mendapatkan mimpi bertemu dengan Dodi dan Dodi mengajaknya untuk rujuk kembali. Dirinya juga menuturkan bahwa dirinya sering menangis tanpa alasan apabila teringat Dodi dan anak-anaknya yang memang tinggal bersama Dodi di Pulo Mas. Pada saat ditemukan jenazah Dodi dan beberapa korban lainnya, Fira sedang berada di Cilandak. Ia mengatakan bahwa dirinya mengetahui kejadian perampokan di rumah mantan suaminya dari teman-temaannya yang tinggal di Pulo Mas juga. Sontak dirinya terkejut dan langsung menuju kediaman Dodi di Pulo Mas.


Pasca kejadian perampokan sadis tersebut, Fira berusaha tegar, meski dua anak kandungnya turut menjadi korban perampokan sadis tersebut, namun Fira masih memiliki Zanet anak Dodi dan Fira yang selamat dari peristiwa tersebut. Fira menuturkan saat ini kondisi Zanet sudah membaik, bahkan Zanet sempat meminta bertemu dengan pelaku perampokan di rumahnya, setelah ia mengetahui bahwa seluruh perampok telah tertangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. Akhirnya, setelah mendapatkan santunan dari Pemprov DKI Jakarta, Fira mengantarkan Anet, sapaan Zanet untuk menemui pelaku pembunuhan ayah dan saudaranya.

Ketika bertemu dengan salah satu pelaku, yaitu Iyus Pane, Anet yang ternyata tuna rungu mengungkapkan seluruh perasaannya pada sang pelaku yang telah menghilangkan nyawa ayah, kakak dan adiknya. Dengan sikap yang polos namun diselimuti kemarahan, Anet menanyakan apakah Iyus mengingat wajahnya ketika Ia dan gerombolan teman-temannya melakukan perampokan di rumahnya. Anet menanyakkan mengapa Iyus dan teman-temannya tega melakukan perbuatan keji kepada keluarganya. Fira menambahkan bahwa Iyus sempat meminta maaf dan bersujud di kaki Anet, namun bagi Fira hal tersebut tidak ada artinya. Anet yang sedih sekaligus geram meminta izin untuk memukul Iyus Pane, namun Fira tak mengizinkannya, Fira memberikan pengertian bahwa pelaku telah mendapat hukuman dari polisi. Akhirnya, Anet hanya mampu berteriak sambil menangis di hadapan Iyus Pane, yang disaksikan oleh ibunya.

Dalam wawancara tersebut, Anet menuturkan kerinduannya pada ayah, kakak dan adiknya. Meskipun kini Ia telah tinggal dengan ibunya, namun Anet masih merasa sepi dan ingin bertemu dengan keluarganya yang telah menjadi korban pembunuhan. Anet menuturkan kebahagiannya selama tinggal bersama dengan ayah, kakak dan adiknya. Karena merekaa sering menghabiskan waktu bersama dan berbagi keceriaan bersama. Gadis kecil yang bercita-cita mendalami desain grafis tersebut menuturkan bahwa ayahnya yang merupakan seorang arsitek kerap meminta pendapat Anet ketika membuat desain suatu bangunan. Hal-hal seperti tersebutlah yang amat Anet rindukan, dan kini tidak dapat dialaminya lagi.

Sebagai seorang Ibu, Fira berusaha tegar untuk membesarkan Anet, karena Anet baru saja memasuki sekolah umum seperti anak-anak pada umumnya. Menurut Fira, saat ini yang terpenting adalah Anet dapat melanjutkan kehidupannya seperti anak-anak lainnya di bawah asuhannya. 
DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://bersama-rakyat.blogspot.com/. Terima kasih.
Newer Posts Newer Posts Older Posts Older Posts

More posts

Comments

Post a Comment